JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah Sony membeli seluruh saham Ericsson di perusahaan patungan Sony Ericsson pada awal Februari 2012, divisi perangkat ponsel Sony berubah nama menjadi Sony Mobile Communication.
Perubahan besar pun terjadi pada smartphone yang berada di bawah merek dagang Sony.
Pabrikan asal Jepang itu tak lagi membuat feature phone (ponsel dengan fungsi terbatas dan berharga murah). Kini mereka hanya fokus untuk membuat smartphone.
"Kami telah mendapat informasi dari Sony Mobile Communication pusat bahwa Sony hanya fokus memproduksi smartphone," ujar Hanny Sanjaya, Corporate Communication Manager Sony Mobile Communication Indonesia.
Android masih menjadi sistem operasi utama yang diadopsi Sony. Namun, lanjut Hanny, Sony tetap terbuka terhadap semua sistem operasi mobile, seperti Windows Phone.
Pemain lama di pasar smartphone ini sedang giat-giatnya mengubah image agar lepas dari bayang-bayang Ericsson. Mereka pun kini fokus membidik pasar premium.
Pada hari Jumat (13/4/2012), Xperia S telah resmi dipasarkan di Indonesia dan dibanderol Rp 5.499.000. Ini adalah smartphone Android Xperia pertama di bawah merek dagang Sony.
Hanny mengklaim, Sony tak hanya menjual perangkat, tetapi juga menjual konektivitas. Memang,smartphone keluarga Xperia telah dibekali dengan jaringan nirkabel DLNA, yang membuat konten dalamsmartphone bisa dihubungkan ke perangkat berlayar lain yang juga dilengkapi DLNA, seperti televisi, tablet, dan notebook.
Konektivitas ke semua perangkat berlayar itu disebut Sony sebagai Strategi Empat Layar (Four Screen Strategy).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar